Minggu, 09 Maret 2008

Mereka Datang dan Pergi


Mereka datang dan pergi. Orang-orang dalam hidupku.

Tidak pernah menjadi soal sebenarnya. Hingga tiba-tiba aku membutuhkan uluran tangan, dan mendapati semua orang telah pergi. Pergi dengan caranya masing-masing.

Aku pernah punya seorang sahabat. Ia tinggal tak jauh dariku sekarang. Namun salah satu di antara kami merasa kami terlalu dekat, lantas menjaga jarak. Sempat berkonflik. Dan kini jarak yang tercipta tak bisa dimusnahkan. Aku merindukannya. Ia masih memanggilku dan menghubungiku. Tapi kami tak pernah lagi berbicara banyak, kami tak pernah lagi menghabiskan waktu bersama. Sungguh, aku ingin berbagi banyak hal bersamanya, tapi ia sungguh asing kini. Dan aku takut menyakiti hatinya.

Aku pernah punya seorang sahabat. Ia juga tinggal tak jauh dariku sekarang. Awalnya, aku merasa nyaman dengannya. Namun kemudian kudapati dirinya selalu menjaga jarak dariku. Ia tak pernah membiarkanku berjalan lebih dekat. Lebih sering kami jauh, dan saat-saat tertentu kami bisa begitu dekat. Saat-saat ketika kami bisa menjadi sangat terbuka dan saling berbagi banyak hal. Namun kemudian aku mengecewakannya dan ia marah padaku. Sungguh, aku masih ingin berbagi banyak hal bersamanya, tapi aku tak tahu kapan amarahnya berakhir. Jadi lebih baik kutinggalkan ia sendiri dulu.

Aku pernah punya seorang sahabat. Kami sama-sama orang yang patah hati. Saat itu. Aku memahami penderitaannya, dan aku mencoba mengangkatnya dari kubangan lumpur. Ia menumpahkan seluruh uneg-unegnya padaku. Aku juga membagi beban-bebanku dengannya. Dan sesaat kami berjalan bersama. Namun tidak untuk waktu yang lama. Ia segera menemukan pengganti dan melanjutkan hidup. Aku memberinya selamat. Kami punya pilihan masing-masing dan kami berada di posisi yang berbeda kini. Sungguh, aku masih ingin berbagi dengannya, tapi kini ia sedang berbahagia, ia sedang mencurahkan seluruh perhatiannya untuk satu orang. Aku tak mau mengganggunya dengan keluhan-keluhanku.

Aku pernah punya seorang sahabat. Kami kerap berbagi cerita tentang wanita. Bahkan kini pun, sesungguhnya, kami tengah tertimpa persoalan yang serupa. Tapi entah mengapa, ia begitu jauh kini. Ia tak pernah bercerita lagi padaku kini, kecuali jika kami berjumpa, hanya berdua, dan waktunya tepat. Sungguh, aku ingin sekali berbagi dengannya. Namun aku tahu, ia punya bebannya sendiri sekarang, juga dunianya; mungkin lain kali.

Aku pernah punya seorang sahabat. Ia adalah orang yang ceria dan menyenangkan. Kami pernah saling menghilang, dan kami kembali saling menemukan. Aku merasa sangat nyaman bersamanya. Namun kemudian seseorang melukainya, dan kini ia memudar. Ia terlalu kesakitan untuk menganggap kehadiran orang-orang di sekitarnya, termasuk aku. Ia menjadi dingin dan banyak mengeluh. Sungguh, aku sangat ingin berbagi dengannya. Tapi kini ia sedang meresapi semua rasa sakitnya, dan menjauhkan diri dari dunia. Aku tak mau mengganggu proses kesembuhannya.

Aku pernah punya sahabat-sahabat yang bisa menjadi tempat curahan hati. Namun, ketika aku membutuhkan mereka, aku mendapati mereka semua sedang pergi. Pergi dengan caranya masing-masing.

Hanya Sang Puteri sendirilah yang tersisa. Yang bisa memuaskan kerinduan yang begitu dalam.

Semoga saja, aku menjadi lebih kuat. Lebih kuat! Karena aku tak mau memuaskan kerinduanku hanya dengan Sang Puteri seorang. Ia takkan sanggup. Aku juga harus membaginya dengan banyak orang. Tapi mereka semua sedang pergi, pergi dengan caranya masing-masing. Dan aku tak bisa berharap mereka akan pulang.

Aku tak mau memuaskan kerinduanku hanya dengan Sang Puteri seorang. Ia takkan sanggup. Namun aku juga tak bisa membaginya dengan orang lain sekarang. Jadi aku harus bisa mengatasi semua sisanya, seorang diri. Aku harus kuat berdiri sendiri, meskipun pahit dan sulit.

Karena mereka datang dan pergi. Orang-orang dalam hidupku.

4 komentar:

Ona mengatakan...

Assalamu'alaykum wrwb..
Ijal..hehe, jadi malu.. :)
bole-bole.. ona publish blog ijal juga yaa... ^^

Anonim mengatakan...

Hmm... kok gw jadi ge-er ya? Hehehehe....

Tenang jalsky, aku disini untukmyuuuuu....!!!

Rizal Affif mengatakan...

Kae Dewa19 lo Git hehehehehe :D

p.s. ge-er is better than minder :D

....WasiL.... mengatakan...

lo lagi ngomongin gw yak ??
jadi terharu...
^_^