Jumat, 09 Mei 2008

Up 'til Now...


Sudah lama. Sudah lama sekali.
Entah sudah berapa lama aku tidak menulis untuk blogku ini. Sudah lama sekali, aku bahkan tidak bisa mengingatnya lagi.

Yang terakhir kuingat, aku menulis di tengah pertempuran.
Pertempuran dengan bakteri typhus yang menduduki saluran pencernaanku.
Menunggu kesembuhannya adalah perjuangan yang tak mudah, karena aku dikejar-kejar.
Dikejar-kejar kewajiban menyelesaikan revisi skripsiku.
Janjiku pada dosen pembimbing, bahwa revisinya akan selesai dalam beberapa hari, kandas sudah.
Enam belas hari aku terbaring, skripsiku terbengkalai tidak terurus.
Persis seperti Blu--mobil biruku--yang perlahan menjadi coklat di garasi depan, tertutup debu.
Enam belas hari aku menjadi tahanan rumah, aku merindukan dunia dan hanya bisa menatapnya melalui jendela.
Enam belas hari berselang hingga akhirnya aku diizinkan keluar dari rumah.
Aku seperti anak yang terlepas bebas di tengah-tengah taman bermain.
Dunia berubah banyak dalam enam belas hari;
Kau akan tahu betapa indahnya dunia yang kau tinggali, setelah kau terpenjara selama enam belas hari di dalam rumah.
Enam belas hari, aku belajar bersabar;
dan aku belajar bersyukur.

Hari ketujuh belas, aku kembali membuka skripsiku untuk memulai pekerjaan revisiku.
Lalu tiba-tiba laptopku mati.
Aku mem-backup file-file skripsiku ke dalam ponsel, setelah itu laptopku mati dan tidak bisa hidup lagi.
Ayahku hanya bisa pasrah. Ibu menyalahkanku, dan mencari-cari kesalahan agar bisa menyalahkanku.
Lucunya, aku bahkan tidak panik, atau bahkan merasa khawatir.
Sabar dan syukur, aku tahu ada makna di balik itu semua.
Mungkin tanpa laptop, tanpa fasilitas, aku akan bisa bekerja dengan lebih keras?
Lalu Panji menawarkanku untuk bekerja di kosannya.
Di kosannya, ada satu komputer dan satu laptop. Aku bisa menggunakan salah satunya.
Jadilah setiap hari aku mengunjunginya.
Awalnya, aku berangkat pagi dan pulang sore. Seperti orang-orang kantoran yang kujumpai sepanjang jalan raya.
Namun revisi skripsiku tumbuh menjadi semakin rumit.
Seperti spora yang tumbuh menjadi jamur dewasa.
Kutingkatkan intensitas kerjaku; aku pun pulang tiga hari sekali.
Selama itu aku bekerja penuh disiplin. Tanpa akses internet, aku tidak bisa online sepuasnya.
Dan ketika aku online, orang-orang di Yahoo Messenger segera menyerbu dan menanyakan kabarku.
Ah, banyak sekali yang sayang padaku?
Dua minggu penuh kuselesaikan revisi skripsiku, tapi bukan itulah hal yang terpenting.
Dua minggu tinggal bersama Panji, aku belajar mengenai persahabatan serta cinta yang tulus;
dan dua minggu laptopku koma, aku belajar melepas keterikatanku pada teknologi, dan pada objek-objek duniawi.

Tuhan memang Guru yang Paling Bijaksana.
Tidakkah kau lihat, bagaimana Ia mengajariku kesabaran, syukur, persahabatan, cinta, dan kebebasan--tanpa mendikte?
Setelah revisi skripsi beres, semua mengalir dengan lancar. Dosen pembimbingku segera menyetujui revisiku dan aku segera mendaftar untuk sidang.
Namun kemudian aku harus menunggu dua minggu lebih.
Aku tidak bisa tidak bersyukur; karena aku tahu, kekosongan dua minggu pastilah, lagi-lagi, ada maksudnya.
Jadi aku memanfaatkan dua minggu itu untuk kembali menghubungi orang-orang dari masa laluku.
Teman-teman yang sudah lama menghilang jejaknya.
Aku menghabiskan waktuku lebih banyak dengan orang-orang yang kusayangi.
Menghargai mereka yang masih hadir untukku; dan mempersembahkan diriku untuk mereka selama aku ada.
Aku menyelesaikan beberapa persoalanku dengan Sang Puteri.
Dan di akhir-akhir masa penantian itu, aku kembali berbincang panjang dengan-Nya.
Mengobrol akrab, seperti yang kulakukan lima tahun yang silam.
Tuhan, aku sudah menerima pelajaran-Mu. Aku tahu aku tidak akan tersesat.
Karena aku tahu Engkau selalu bersamaku. Selalu.

Dan kini, malam ini.
Sembilan Mei dua ribu delapan.
Fakultas telah menyematkan gelar S.Psi di belakang nama lengkapku.
Berakhirlah kewajibanku sebagai mahasiswa. Aku seorang alumni, seorang sarjana, seorang pengangguran baru di negeri pengangguran.
Pilihan mahaluas terbentang di hadapanku.
Tak ada lagi paksaan mengenai apa yang harus kulakukan. Semuanya adalah pilihan dan tanggung jawabku pribadi.
Aku berada di tengah padang pasir yang terbentang tanpa batas.
Namun aku tahu Tuhan selalu bersamaku. Dan karenanya aku takkan pernah tersesat.
Kini jelas mengapa upayaku meraih kelulusan terhalang musibah yang bertubi-tubi.
Karena Ia ingin aku belajar mengenai sabar, syukur, persahabatan, cinta, dan kebebasan--sebelum aku melanglang buana.
Tidak peduli di mana aku kini; di tengah padang pasir dengan luas tanpa batas;
Tuhan telah membekaliku dengan segalanya, dan aku akan selalu bersama-Nya.
Oh, terima kasih Tuhan.
Aku siap melangkah lagi, dan aku tidak takut; karena Engkau yang selalu menjadi penunjuk jalanku ***

8 komentar:

Anonim mengatakan...

Wahhhhhhhh!!!!!!!!!!!!!

***SELAMAT SUDAH LULUS YA JALLL!!!***

(hmm, dunno whatosay anymore. you've said it all)

---------___________------------
--------/GGGGGGGGGG/------------
-------/G|||||||||/-------------
------/G,___}}___}--------------
-----/GGG.a..|.a|K--------------
------H.G|...L..|D--------------
------H...\.---./---------------
------H....L___J-_____----------
------HGGG\...../GGGGG\---------
----/GGGGGG\.../GGGGGGG\--------
---/GGGGGGGG\./GGGGGGGGG\-------

Kamojima mengatakan...

aiee..... jadinya begitu T_T

Vuterlanik mengatakan...

Wow,alhamdulillah. Slamatslamatslamat!! Hoho. Mohon doa biar saya juga segera menyusul diwisuda.. Oya,kmaren2 sempet ngimelin link beasiswa fotografi,nyampe ga ya? Lumayan bgt tu mumpung belom kerja,gantinya gajadi ke semeru mungkin?! Who knows.. Hehe

Rizal Affif mengatakan...

@ Sigit: Ya begitulah Git :D

@ Putri: Ya ayo segera menyusul (ITB curang, cepet-cepet!). Oya, imel balasan saya ga sampe? Ada beasiswa untuk nulis juga, tapi syaratnya harus masih menjadi siswa saat menerima beasiswa itu... aaa... sempet mikir ga mau lulus cepet-cepet :p makasi ya buwt infonya waktu itu :D

Anonim mengatakan...

Aslm.

Wilujeng janten S.Psi jal,
juga
Wilujeng atas "kuliah terbatas" dariNya
..hehe..

Mugia istoqamah, amin..

Waslm.

Vuterlanik mengatakan...

Ngga,reply nya ga nyampe.. Hiyaa,ga curang sih.. Sebanding lah perjuangannya pake keringat dan air mata,huhu. Beasiswa nulis apa,mau linknya dong kalo boleh. Mumpung masih mahasiswa :p.

Anonim mengatakan...

Wuohohohohohoho... sudah lulus rupanya...

Congratulations!!!

*hiks..hiks.. nambah banyak aja daftar sarjana-sarjana yang harus gw susul... T_T

Rizal Affif mengatakan...

@ Anonim: Nuhun, sie-sie, trima kasih... saha ieu teh?

@ Putri: Di Psikologi juga pake keringat dan airmata... tambah waktu lama :D udah saya kirim ke e-mail kamu, moga nyampe :D

@ Lulus: Tenang, Lus. Ini bukan balapan :p